Apakah saya sudah pernah menyebutkan bahwa sejarah adalah salah satu subyek favorit saya semester ini? Why? Karena pelajaran ini sangat menarik, tentu saja, memiliki banyak cerita seru dan mengenal banyak tokoh/pahlawan terkenal, serta membuat kita mengakui bahwa beberapa ilmu yang mereka ajarkan masih berlaku dimasa modern ini.
Ok, bicara soal sejarah China maka (seperti kata Pak Guru) pertama-tama kita harus menjawab dari mana manusia itu berasal? Wait! Kita tidak perlu mundur sejauh itu. Yah, kira-kira kita cukup mundur sekitar 4000 tahun lalu. Saya tahun angka ini memang tidak cukup menyenangkan untuk sebagian orang. Karena itulah kita memotongnya dan memulai tulisan ini dari tahun 770 BC, alias dinasti Dong Zhou (东周). Dinasti ini merupakan salah satu dinasti terpenting dalam sejarah China, salah satu alasannya adalah pada era Chun Qiu (春秋时代) Kong Zi menulis buku sejarah China yang pertama yang diberi nama "春秋".
Anyway, saya tidak akan membicarakan semua kejadian yang terjadi selama 549 tahun ini. Tapi seperti semua sejarah di negara manapun selalu ada pahlawan nasional yang muncul dari peristiwa perang. Misalnya Napoleon, Washington, dll. Nah, pada era Dong Zhou, tidak hanya muncul pahlawan perang namun juga pemiki-pemikir yang memiliki pengaruh kuat hampir di semua bidang kehidupan masyarakat pada zaman itu (dan tetap bertahan hingga zaman ini), seperti Kong Zi (孔子), Meng Zi (孟子), Zhuang Zi (庄子), dll. Disamping itu kita juga mengenal nama seperti Sun Zi yang juga hidup di era Dong Zhou.
Kisah perang China selalu menarik perhatian saya karena strategi yang mereka terapkan sangat briliant dan hal ini menjawab semua pertanyaan "mengapa kemajuan angkatan bersenjata China saat ini melebihi Amerika Serikat?" Bukan hal yang mustahil jika kembali melihat ke 2700 tahun silam dan anda akan menemukan jawabannya.
Jika ada yang bertanya siapa tokoh dalam sejarah China yang sangat saya kagumi, maka jawabannya adalah Sun Zi (孙子). Seorang komandan perang, ahli startegi militer yang brilian, yang tidak lain adalah penulis "The Art of War" (孙子兵法). Memang sangat aneh, sebelum saya datang ke China, saya hanya mengenal dengan baik tokoh yang satu ini. Tentu saja saya pernah mendengar nama Kong Zi, Meng Zi dll, dan sudah sewajarnya saya lebih mengagumi Kong Zi mengingat bahwa tokoh ini sudah seperti dewa dalam kehidupan sehari-hari rakyat China.
Percaya atau tidak, hampir seluruh orang China, Huaren, atau Huaqiao, menyelesaikan masalah mereka dengan berkata "Apa yang dikatakan Kong Zi mengenai ini-itu". Dan Kong Zi memiliki jalan keluar untuk semua masalah. Bahkan semua jawaban yang di berikan Kong Zi memiliki pribahasa (Chengyu). Bisakah anda percaya hal ini?
Sebenarnya ada satu hal yang membuat tidak saya memiliki jalan yang bersebrangan dengan ajaran Kong Zi, yaitu ia memandang rendah kaum wanita dengan menyamakan mereka dalam golongan 'orang kecil' yaitu sebutan orang jahat dan tidak bermoral pada masa itu. Memang bisa dimaklumi mengapa Kong Zi berpendapat seperti itu karena saat itu kedudukan wanita lebih rendah dari pria. Dalam masa perang, daya tarik wanita juga sering dijadikan alat untuk menjatuhkan lawan dan membuat kaum pria seperti kerbau. Karena itulah Kong Zi kemudian mengeluarkan kalimat yang cukup pedas ini. Well, sebenarnya itu bukan kejahatan kaum wanita tapi kelemahan kaum pria. Wanita tidak jahat. Mereka hanya memainkan peran yang ada pada saat itu untuk bertahan hidup. Yang terjadi sebenarnya adalah pria kaum yang lemah dan dangkal karena itu bisa terbujuk dengan kecantikan wanita. Apa Kong Zi tidak menyadari hal itu sebelum 'menegur' kaum wanita? Apa dia juga menegur para pria yang lemah ini?
Anyway, saya tidak akan menggunakan pandangan feminism saya untuk melawan Kong Zi. Karena diluar pandangannya mengenai wanita, saya tetap setuju 100% dengan ajaran Kong Zi terutama mengenai pentingnya pendidikan, moral, pergaulan dalam kehidupan sosial, dan nilai-nilai dalam keluarga.
Kita tidak perlu membuang banyak huruf dan kata-kata lagi. Saya akan menceritakan kembali beberapa cerita terkenal dalam sejarah China mengenai perang, strategi, dan kepahlawanan yang saya dengar dari para guru selama semester ini.
1. 孙庞斗智
Sun Bin (孙膑) adalah keturunan dari Sun Zi, tentara dari negara bagian Qi (齐国), dan dikenal sebagai seorang yang sangat cerdik dan merupakan tokoh penting dalam dua perang besar Battle of Maling (马陵之战) dan Battle of Gulin (桂陵之战).
Pang Juan (庞涓) berasal dari negara bagian Wei (魏国), yang semasa mudanya datang ke negara Qi dan bersama-sama dengan Sun Ming belajar ilmu dan strategi perang di sekolah militer. Keduanya dengan cepat menjadi teman baik. Selang beberapa tahun, Pang Juan pun kembali ke negara Wei.
Hingga pada suatu saat, Pang Juan mengundang Sun Bin datang ke negara Wei untuk reuni. Dalam pesta tersebut, Sun Bin terlalu mabuk sehingga tidak bisa kembali ke negara Qi. Khawatir keluarganya cemas, maka Sun Bin pun memutuskan untuk menulis surat ke keluarganya di negara Qi. Keesokan harinya, saat ia bersiap untuk pulang, pasukan tentara negara Wei menangkapnya dan menuduhnya sebagai mata-mata negara Qi. Ternyata Pang Juan sudah menjebaknya. Ia sengaja membuat Sun Bin mabuk, lalu mengganti surat yang ditulis Sun Bin dengan surat yang berisi rahasia negara Wei. Sun Ming pun tidak memiliki bukti untuk membela dirinya dan menjadi tahanan negara Wei selama bertahun-tahun.
Pang Juan tidak langsung membunuh Sun Bin, namun ia memotong kedua kaki Sun Bin dan menjadikannya tahanan selama bertahun-tahun. Meski Sun Bin kini cacat, namun otaknya masih tetap bekerja dengan sangat sempurna. Ia pun memikirkan cara untuk keluar dari negara Wei dengan berpura-pura menjadi orang gila dengan begitu pengawasan terhadap dirinya akan semakin kendur dan memungkinkan baginya mencari celah untuk meminta bantuan. Akhirnya kesempatan datang dan ia berhasil meminta bantuan Tian Ji (田忌) dari negara bagian Zhao (赵国). Sun Bin pun berjanji untuk membantunya menaklukan negara Wei jika ia berhasil mengeluarkannya dari negara Wei.
Sun Bin berhasil diselamatkan dan kembali ke negara Qi. Selang beberapa saat akhirnya mereka mendapat kesempatan untuk berperang melawan negara Wei. Pang Juan juga seorang komandan yang sangat hebat sehingga Tian Ji mendapatkan kesulitan untuk mengalahkannya. Sun Bin pun akhirnya memenuhi janjinya pada Tian Ji dan menyusun strategi untuk mengalahkan Pang Juan.
Sun Bin dan pasukannya tidak datang menyerang ke negara Wei ataupun pergi ke negara Zhao untuk berperang. Sebaliknya mereka menunggu pasukan tentara negara Zhao di wilayah Guilin. Sun Bin memperhitungkan bahwa pasukan Pang Juan berada dalam kondisi lelah setelah pertempuran di negara Zhao. Jadi mereka memanfaatkan kondisi ini untuk memenangkan peperangan. Penyergapan pertama pun berhasil dengan sangat gemilang.
"围魏救赵"
Pada pertempuran kedua, Sun Bin menunjukan kecerdikannya dengan strategi "Tactic of Missing Stoves". Ia masih memakai cara yang sama dengan menyergap Pang Juan dan pasukannya di tengah perjalanan pulang. Namun kali ini Sun Bin menipu Pang Juan dengan membuatnya mengira bahwa pasukan Sun Bin melarikan diri ke negara Qi. Pang Juan pun termakan jebakan ini dan dengan gegabah langsung menyerang. Ia tidak tahu bahwa Sun Ming dan pasukannya sudah bersiap untuk mengepungnya di wilayah Maling. Malam pun tiba dan Pang Juan masuk ke wilayah Maling.
Sejarah mencatat bahwa sebelum pertempuran Sun Bin memerintahkan untuk menebang semua pohon agar lawan tidak memiliki tempat untuk melindungi diri. Namun ia juga secara khusus memerintahkan salah seorang anak buahnya untuk menyisakan satu pohon lalu mengukirkan kata-kata "Pang Juan die under this tree" (庞涓死於此树之下). Saat Pan Juan tiba, Sun Bin dan pasukannya mengepung lalu menghujani lawan dengan anak panah. Pang Juan melihat pasukannya gugur satu persatu dan penyesalan ia akhirnya memutuskan bunuh diri tepat di tengah medan peperangan.
to be continued...