Tuesday, 16 July 2013

Budaya Aksara Mandarin 汉字文化 ~ 家 安

Setelah melewati semester ke-7 di Huawen Xueyuan, akhirnya tibalah liburan semester musim panas. Back to Jakarta, dan saya bisa mengatakan panasnya Jakarta memang lebih baik daripada panasnya di Jimei-Xiamen. BTW, selama semester 7 kemarin, sudah sewajarnya saya memiliki pelajaran favorite dan pelajaran paling dibenci, guru favorit dan guru yang paling menyebalkan. Tapi dikesempatan kali ini saya akan membahas hal yang paling saya sukai disemester ini dan bisa dikatakan satu-satunya hal yang membuat saya bersemangat untuk tetap sekolah, yaitu kelas Hanzi Wenhua. 

Sejujurnya, saya sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh guru Hanzi Wenhua karena bahasa putonghua (普通话) yang dimilikinya tidak bergitu akurat dan sering kali tercampur dengan dialek hokian (闽南话). Tapi saya tetap menyukai pelajaran ini karena memberikan banyak pengetahuan yang sangat berharga dan terlalu menarik untuk ditinggalkan. Hampir semua aksara mandarin memiliki cerita dan memiliki perubahan arti yang belum tentu diketahui banyak orang. Selama satu semester ini kelas kami mempelajari cukup banyak aksara dan tentu saja saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mebahasnya satu persatu secara terperinci. 

Di blog pertama mengenai Hanzi Wenhua ini saya akan membahas mengenai aksara "家" (jia) dan "安" (an).



Aksara kuno "家"
Aksara kuno dari “” berupa gambar atap rumah dan seekor babi (; ) karena saat itu mayoritas penduduk adalah bertani dan bertenak, maka hewan babi merupakan salah satu hewan ternak yang penting bagi mereka.

Orang China sering menyebutkan “安家”. Istilah ini memiliki makna bahwa sebuah rumah selain memiliki gedung fondasi, makanan dan pakaian, tetapi lebih penting memiliki hubungan yang harmonis antara suami istri “夫妻”.

Aksara kuno "安"
Kehidupan sosial di China kuno, perempuan memiliki tugas dan kedudukan yang cukup penting di dalam rumah. Kaum pria sibuk bekerja di sawah sementara para wanita mengurus pekerjaan rumah tangga dan peran melahirkan untuk meneruskan garis keturunan. Karena itulah aksara “” memiliki simbol wanita di dalam sebuah rumah, artinya adalah: ada wanita di dalam rumah barulah bisa memiliki keluarga yang damai dan stabil, “房子有女子才能安定”.

Budaya China sangat menjunjung tinggi hubungan kekeluargaan. “儿子孝顺父母,妻子顺从丈夫,弟弟尊重哥哥Setiap hubungan, baik antara suami-istri, orangtua-anak, maupun antar saudara; memiliki tata krama yang cukup ketat.

  1. 举案齐眉”, seperti kisah sepasang suami istri Liang Hong (梁鸿) dan Meng Guang (孟光), Meng Guang sangat menghargai dan nurut pada suami, bahkan setiap kali menyuguhkan makanan ia selalu mengangkat nampan setinggi alis matanya menandakan betapa ia sangat menghormati suaminya.
  2. 黄香焐被”, seperti kisah Huang Xiang (黄香), anak berusia 9 tahun tapi sudah mengerti bagaimana berbakti kepada orang tuanya, saat musim dingin ia menggunakan panas suhu tubuhnya sendiri menghangatkan tempat tidur untuk sang ayah.
  3. 孔融让梨”, hubungan antar saudara harus memiliki kasih sayang dan persahabatan, seperti Kong Rong (孔融) yang baru berusia empat tahun tetapi rela berkorban memberikan kakaknya potongan buah pir yang lebih besar sementara dirinya sendiri mengambil potongan yang paling kecil.
Next:
Budaya Aksara Mandarin 汉字文化 —— 女 后 好

No comments:

Post a Comment