Apa arti dari angka 28? Banyak yang berpendapat usia 28 tahun adalah tahun emas untuk setiap orang. Usia produktif, muda, energik, dll... Tapi untuk kasus saya sedikit berbeda. Dua tahun lalu saya kembali ke bangku sekolah dan berbagi kelas dengan anak-anak berusia 15-20 tahun, dan saya merasa sangaaaaatttt tua. Syukurlah wajah saya yang - ehm, ehm - 'sedikit' babyface tidak menunjukan usia saya yang sesungguhnya. Ternyata ada untungnya juga memiliki wajah bundar dan tanpa tulang (alias banyak daging & lemak) karena akan terlihat lebih awet muda dibandingkan wajah kurus dan tirus. Ini salah satu penghiburan setiap kali ada yang mengatai saya gendut, hahahaha....
Anyway BTW, beberapa bulan yang lalu saya sempat mengalami amnesia mengenai usia saya yang sesungguhnya dan hal ini tidak hanya terjadi satu kali tapi beberapa kali. Misalnya ada yang bertanya 'berapa usiamu' dan saya dengan spontan akan menjawab '26 tahun!' Lalu setelah itu saya akan tersadar dan kembali menghitung-hitung 2012 dikurang 19..... O-M-G! Tahun ini saya akan berusia 28 tahun dan saya sudah melupakan angka 27 tahun yang menjadi usia saya selama tahun 2011-2012. Apakah ini salah satu bentuk penyangkalan yang tidak disadari? Apakah saya begitu membenci usia saya yang 27 tahun? O-M-G I'm soooo old!
Meski sekarang secara ekonomi saya masih bergantung pada orang tua, yeah... ini memang bukan hal yang pantas, tapi saya betul-betul menikmati dua tahun kehidupan kembali-ke-bangku-sekolah saya di Xiamen China. Kota ini memang betul-betul asyik, terutama bagi orang yang berasal dari kota metropolitan seperti Jakarta, akan menemukan kota Xiamen begitu damai, tentram, dan tanpa demo. Anak-anak di sini, yang hampir semuanya memanggil saya jie-jie atau cici, lucu-lucu dan polos. Sampai-sampai saya merasa ternyata anak ABG sekarang benar-benar seperti apa yang dinamakan 'Drama Queen' labil dan heboh. Kadang saya merasa lucu melihatnya, kadang juga jengkel karena mereka berisik dan suka melebih-lebihkan masalah.
Di satu sisi, uniknya - dalam percakapan yang terjadi di antara kami - saya justru bersikap lebih kekanakan daripada mereka. Apakah anak jaman sekarang memang begitu dewasa? Atau saya yang sudah terlalu tua hingga tidak up-to-date lagi? Tapi pikiran mereka memang benar-benar polos! Tidak tahu apa yang namanya kejahatan, pikiran kriminal, atau bertemu dengan teman yang nusuk dari belakang.
Saya teringat kembali dengan teman saya dari Jepang. Saat ia bertanya berapa usia saya, seperti yang bisa diduga ia tidak menyangka saya akan segera menuju kepala 3, dia dengan blak-blakan bertanya apakah saya sudah menikah dan punya anak. Saya hampir saja memuntahkan cumi bakar di mulut saya sebelum menjawab 'belum, saya masih jomblo'. Ternyata memang benar, dalam pandangan anak remaja usia 28 tahun memang sudah tua. Terutama untuk wanita dimana ukuran standar orang Asia sudah sewajarnya menikah dan mempunyai anak.
Lucunya kalau saya mengatakan diri saya sendiri sudah tua, anak-anak remaja ini akan dengan panik menjawab 'Ah, tidak kok, masih muda, masih muda', padahal saya tahu persis apa pikiran mereka sesungguhnya dan ini sangat mengasyikan melihat mereka panik dan malu karena sudah melontarkan pertanyaan yang begitu blak-blakan.
Anyway, meski saya menyesali banyak hal yang telah saya sia-siakan selama 28 tahun hidup saya. Tapi saya bersyukur dengan segala kekecewaan dan keberuntungan yang datang silih berganti. Terutama selama 2 tahun di Xiamen. Bertemu teman-teman dari berbagai negara dan budaya, happy all the time, dan yang terutama tidak perlu menghadapi pertengkaran dengan orang yang berbagi DNA dengan saya. I'm fully blessed in this 2 years.
No comments:
Post a Comment